meja hijau

ihsan
2 min readJun 3, 2023

--

Photo by Mareks Steins on Unsplash

aku melihatmu kembali, setelah pertengkaran hebat yang benar-benar aku sesali.

langkahmu sebelum memasuki pintu ruangan kecil ini, aku hafal suaranya.

bagaimana tidak? langkah itu adalah langkah yang sama ketika kau berjalan kearahku tersenyum lebar disaksikan oleh orang-orang terdekat di hari bahagia kita.

bagaimana tidak? langkah itu juga adalah langkah yang sama ketika kau memberikanku test-pack bergaris dua, yang membuatku menangis bahagia dan memelukmu spontan.

kini langkah itu adalah sayup sayup yang membuatku teringat akan hal-hal kecil yang mungkin tidak akan pernah terulang.

kini aku dan kau bersua di pengadilan agama untuk bercerai.

saat kau menyalamiku setibanya di ruangan ini, kau dengan terang melihat mataku — yang sungguh masih berbinar — tidak pernah berubah dari hari pertama kita bertemu.

bagaimana tidak? tatapan mataku sama antusiasnya ketika kamu muncul di depanku saat kita masih sama-sama di bangku sekolah.

bagaimana tidak? tatapan mataku sungguh masih sama antusiasnya ketika kamu menerima ajakanku untuk menikah.

tahukah kamu, sebelum aku menarik nafas dalam-dalam sebelum melalui ini, aku melihat foto-foto lama kita.

tahukah kamu, sebelum aku menyeka tangis dan berpura-pura untuk tegar saat melalui ini, aku membaca kembali kartu ucapan berisi harapan dari orang-orang terdekat.

tahukah kamu, sebelum aku menginjakkan kaki saat melalui ini, aku mengingat kembali ucapanmu yang bilang kalau aku adalah tujuan terakhir dari hidupmu.

petualangan kita mungkin sudah berakhir, tapi kalau boleh meminta satu saja hal yang ingin aku lakukan,

ayo, suatu hari kita duduk satu meja lagi!

bukan di meja hijau yang aku benci ini.

--

--

ihsan
ihsan

Written by ihsan

a heartbreak lover probably?

No responses yet