Untukmu, yang mimpinya hancur berantakan saat itu.
Aku sudah cukup menangis dari air mata penyesalan.
Ditinggal kedua orangtua sejak kecil, tidak seberapa buatku.
Sekarang, aku ditinggalkan oleh dunia.
Butuh beberapa saat untuk bisa sembuh dari sakit yang tak pernah aku diagnosa.
Aku adalah orang yang selalu menghibur, sementara diriku adalah orang yang jarang berbahagia.
Setahun terakhir, aku mulai melunak. Aku mulai menghindari rasa mengeluh.
Aku sudah mendapatkan pekerjaan lagi. Aku juga kini sudah bisa merasakan frekuensi kebahagiaan lebih sering.
Rasa bersyukur itu memang obat yang ampuh.
Lauk sederhana yang selalu mengisi perutku, rasanya kembali lagi. Setelah aku mulai kehidupan ku yang baru.
Senyuman yang jarang terlihat itu merekah lagi. Setelah aku mulai kehidupan ku yang baru.
Hati yang hancur berantakan itu tersusun rapih lagi. Setelah aku mulai kehidupan ku yang baru. Harapan yang baru.
Sampai sini dulu. Malam ini, waktu yang tepat untuk berpisah.
Diriku yang dulu sudah kukemas dan kututup rapat-rapat.
