Semua orang jatuh hati padamu, ketika kamu mencuri perhatian karena menjadi siswa baru yang paling aktif saat ospek. Termasuk aku, gadis yang takut untuk mengangkat tangan saat diberi pertanyaan.
Semua orang jatuh hati padamu, ketika hampir semua laki-laki di kelas membicarakanmu. Termasuk aku, gadis yang paling tidak populer. Bahkan aku yakin, ada di antara teman sekelas yang tak hafal siapa namaku.
Semua orang jatuh hati padamu, ketika kamu bilang kalau banyak universitas top nasional yang menawarkan untuk beasiswa. Termasuk aku, gadis yang selalu ada di peringkat terakhir, jauh dari kata membanggakan.
Semua orang jatuh hati padamu, ketika reuni lima tahunan semua alumni ditraktir di restoran bintang lima olehmu. Termasuk aku, yang hampir tidak ikut karena dompet yang kurogoh sebelum berangkat kosong melompong.
Semua orang jatuh hati padamu, ketika wajahmu terpampang di papan iklan menjadi ambassador brand kecantikan yang sedang happening. Termasuk aku, yang menyimpan produk-produk brand itu untuk dibeli setelah tabunganku cukup nanti.
Kadang, di sela-sela lamunan, aku kembali teringat tentangmu, entah — mungkin karena seluruh potret perjalanan yang kau lalui adalah cita-cita yang selalu kutangisi karena sadar ini tidak akan pernah terjadi.
Sulit dicerna namun itu adalah realita yang harus ditelan. Aku takkan pernah melewatimu, bahkan kalau hidup ini diulang kembali dan aku di posisi yang lebih baik.
Tetapi, aku tetap mensyukuri hidupku yang biasa-biasa saja ini.
Mungkin saja aku adalah dirimu di benak orang lain, bukan?