‘Mom, I was asked by my class teacher, she said who is your superhero?’
‘Oh? Then what do you answer?’
‘The others are answered their own fathers, I’m the only one who can answer that Mama is my superhero!’
Breathing and realizing that living in a world without recognizing a father figure, made Eugene, a child who was hailed by her friend’s parents that she was the perfect child : beautiful face, smart brain, proficient in learning — made her become like a luxurious figure that contains puzzles that make it complete.
But.. Behind all that is the last piece to make a luxurious figure that is being fought over by many people, there is one secret that she still keeps to himself.
‘What kind of father is he? If he’s still alive, will he still remember me?’
This continues to haunt Eugene until the day when the answers to all questions come by themselves, of course, in a way he never expected.
September 2017, five years later.
Eugene is finally 17 years old!
The perfect time to pray for good things, whatever they may be. 17 is a number that indicates we are on the verge of the real world. 17 is the age where the hopes that we have collected long ago begin to show their form — whether it ends well or badly.
‘Turning 17 y.o. today, Alhamdulillah.’
Eugene said on Twitter. Lately she is very addicted to playing the social media. Not because the topics discussed were interesting or mutual mentions with friends, there was one thing that made her fall in love with pouring her thoughts there.
Ting! Ting!
‘Wow! Congratulations! May Eugene’s dream come true!’
Eugene’s cell-phone notification rings. A sign that her secret fan has replied to his tweet just now. The account is named breakalegeugene1. That is the account that always replies to Eugene’s tweets, starting from complaining at school, talking about the boy she likes, until secrets that touch the deepest troughs.
E : ‘Thank you! You are the best! Hehehe.’
B : ‘What are your prayers and hopes? Let me grant it.’
E : ‘Tch, as if you could. My prayer is actually just to meet my father, anyway. If he’s still around, I wish I could look him in the eye.’
If usually the anonymous account is never late in replying to tweets from Eugene, after the words earlier, that account no longer responds to their chats. Until then, when Eugene was about to go to sleep,
Ting!
B : ‘I can grant your wish earlier. But, what would be your reaction be if your father was in front of your eyes?’
E : ‘I don’t know. I just want to hug him.’
It turns out that 17 years is a long enough timeline for someone to hold back their longing. The tears that had been stuck at the corners of the eyelids, finally spilled out.
The anonymous account is Eugene’s father.
That method is the only way he can continue to behold the life of his beautiful lovely daughter, who is now grown up. Through social media, his father is always the first to ask about Eugene’s condition.
17 is an unexpected number.
‘Ma? Aku tadi abis ditanya sama wali kelas, katanya siapa superhero kamu?’
‘Oh, ya? Terus kamu jawab apa?’
‘Yang lain pada jawab ayah masing-masing sih, aku doang yang jawab kalau Mama adalah superhero aku!’
Bernafas dan tersadar kalau hidup di dunia tanpa mengenali sosok ayah, membuat Eugene, seorang anak yang dielu-elukan oleh orang tua teman-temannya kalau dia adalah sosok anak yang sempurna : paras wajah yang cantik, otak yang cerdas, cekatan dalam belajar — membuatnya menjadi layaknya sebuah figura mewah yang berisikan puzzle-puzzle yang menyusun melengkapi.
Tapi.. dibalik semua itu kepingan terakhir untuk membuat figura mewah yang diperebutkan oleh banyak orang, ada satu rahasia yang masih dia simpan sendiri.
‘Ayah itu seperti apa, ya? Kalau masih hidup, apa dia masih inget aku?’
Hal itu terus menghantui Eugene sampai pada hari dimana jawaban dari semua pertanyaan datang dengan sendirinya, tentu dengan cara yang nggak pernah ia duga.
September 2017, lima tahun kemudian.
Eugene akhirnya berusia 17 tahun!
Waktu yang tepat untuk berdoa akan hal yang baik, apapun itu. 17 adalah angka yang menandakan diri kita sudah di ambang dunia nyata. 17 adalah usia dimana harapan-harapan yang telah kita kumpulkan sejak dulu mulai menampakkan wujudnya — entah itu berakhir baik atau buruk.
‘Turning 17 y.o. today! Alhamdulillah..’
Ucap Eugene di Twitter. Belakangan ini dia sangat candu memainkan sosial media tersebut. Bukan karena topik yang dibahas menarik atau saling mention dengan teman, ada satu hal yang membuatnya jatuh cinta untuk meluangkan pikirannya disana.
Ting! Ting!
‘Waaah! Selamat, ya! Semoga cita-cita Eugene terkabul!’
Notifikasi handphone Eugene berdering. Tanda kalau penggemar rahasia nya sudah membalas tweet-nya barusan.
Akun itu bernama semangatselalueugene1. Dia adalah salah satu akun yang selalu membalas cuitan Eugene mulai dari keluh-kesah di sekolah, curhatan tentang cowok yang dia sukai, hingga rahasia-rahasia yang menyentuh palung terdalam.
E : ‘Makasih, ya! Lo memang yang terbaik! Hehehe.’
S : ‘Doa dan harapan kamu apa? Biar aku kabulin.’
E : ‘Cih, kayak bisa aja lo. Doa gue sebenernya cuman pengen ketemu ayah, sih. Kalau dia masih ada, gue berharap bisa menatap matanya.’
Kalau biasanya akun anonim itu nggak pernah telat bales cuitan dari Eugene, setelah perkataan tadi, akun itu nggak menanggapi lagi obrolan mereka.
Sampai kemudian saat Eugene mau beranjak tidur,
Ting!
S : ‘Aku bisa ngabulin harapan Eugene tadi. Tapi, kira-kira reaksi kalau ayah kamu ada di depan mata kamu kira-kira kayak gimana?’
E : ‘Nggak tau. Gue cuma pengen peluk dia aja.’
Ternyata benar 17 tahun adalah linimasa yang cukup lama untuk seseorang menahan rindunya. Air mata yang telah tertahan di ujung kelopak mata, akhirnya tumpah.
Akun anonim itu adalah ayah dari Eugene.
Cara itu adalah cara satu-satunya yang bisa ia lakukan untuk terus memantau kehidupan putri cantiknya yang kini telah beranjak dewasa.
Melalui sosial media, ayah nya selalu menjadi yang pertama untuk menanyakan keadaan Eugene.
17 adalah angka yang tak terduga.
